Jazirah Indonesia – Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang untuk pendapatan daerah. Hal ini membuat Pemerintahan Kota Tidore Kepulaua akan mengembangkan pariwisata prioritas 2024 di daerah ini seperti sejarah budaya dan wisata bahari.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tidore Kepulauan, Daud Muhammad mengataakan, pariwisata sejarah dan budaya yang menjadi prioritas pengembangan 2024 yakni renovasi situs sejarah, salah satunya kediaman eks Gubernur Irian Barat di Kelurahan Tomagoba.
“Untuk pengembangan wisata sejarah, termasuk renovasi kediaman eks Gubernur Irian Barat,” kata Daud, Rabu (10/1/2024).
Untuk pengembangan pariwisata sejarah-budaya, pihaknya melakukan kerja sama dengan Balai Kebudayaan dan Pendidika.
Selain itu lanjutnya, pengembangan objek Benteng Tahula juga menjadi fokus utama dalam Pengembangan wisata sejarah.
Sedangkan untuk wisata bahari, kata Daud termasuk pengembangan infrastruktur parawisata Desa Maitara.
“Pengembangan situs sejarah dan budaya, merupakan kerja sama dengan Balai Kebudayaan dan Pendidikan,” sebutnya.
Berkaitan dengan promosi wisata, pihaknya juga sudah meminta ke Balai di provinsi agar event-event berkaitan dengan promosikan pariwisata bisa diadakan di Kota Tidore kepulauan.
“Jadi saya juga sudah komunikasikan dengan pihak balai agar kegiatan yang sifatnya promosikan pariwisata juga bisa gelar eventnya di Tidore,” jelas Daud.
Daud Pun berharap dengan adanya pengembangan Wisata baik dari Sejarah, budaya bahkan Wisata Bahari, kedepannya mampu meningkatkan wisatawan ke Tidore.
Gubernur Irian Barat Pertama
Zainal Abidin Syah merupakan Sultan Tidore periode 1947—1967, ia mempunyai peranan penting di dalam sejarah perebutan kembali Papua Barat.
Pada tanggal 17 Agustus 1956 Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Propinsi Perjuangan Irian Barat dengan Ibu kota sementara di Soa-Sio Tidore.
Keputusan tersebut diambil oleh Presiden Soekarno dengan alasan Papua serta pulau-pulau sekitarnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore sejak ratusan tahun lalu.
Sultan Zainal Abidin Syah kemudian ditetapkan sebagai Gubernur sementara propinsi perjuangan Irian Barat pada tanggal 23 September 1956 di Soa-Sio Tidore (SK Presiden RI No. 142/ Tahun 1956, Tanggal 23 September 1956).
Selanjutnya sesuai SK Presiden RI No. 220/ Tahun 1961, Tanggal 4 Mei 1962, ia ditetapkan sebagai gubernur tetap Propinsi Irian Barat.
Sebagai gubernur Sultan Zainal Abidin Syah diperbantukan pada Operasi Mandala di Makassar (TRIKORA) Perjuangan Pembebasan Irian Barat.
Sultan Zainal Abidin Syah memegang jabatan gubernur Irian Barat sampai tahun 1961, Selanjutnya beliau menetap di Ambon hingga wafat pada tanggal 4 Juli 1967 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha Ambon, selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1986, pihak keluarga kesultanan Tidore memindahkan kerangka Sultan Zainal Abidin ke Soa Sio Tidore dan disemayamkan di Sonyine Salaka (Pelataran Emas) Kedaton Kie Soa-Sio Kesultanan Tidore.









![Wali Kota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim bertemu Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Sandiaga Uno di Caffe Nur Corner, Jakarta, Selasa (14/11/2023) [Foto. Ist.]](https://malutzone.com/wp-content/uploads/2023/11/3-3-300x178.jpg)
![Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina [Foto. Ist.]](https://malutzone.com/wp-content/uploads/2023/11/2-5-300x178.jpg)